Adab Membaca Al Qur’an

Al Qur’anul Karim adalah firman Alloh yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun. Al Qur’an memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Alloh Ta’ala. Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Ketika membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an: Baca lebih lanjut

Apa yang menghalangimu untuk menikah Akhi Ukhti?

Rosulullah pernah berkata kepada Ali ra: Hai Ali, ada 3 perkara yang jangan kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu shalat apabila tiba waktunya, jenazah apabila sudah siap penguburannya, dan wanita bila menemukan pria sepadan yang meminangnya (HR. Ahmad).

Kalau kita tanya seseorang pemuda/pemudi, Mengapa belum menikah? Maka jawabanya antara lain: Baca lebih lanjut

I’tikaf dan Adab-adabnya

Ibnu Umar ra berkata: “Rosulullah melakukan i’tikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan” (HR. Bukhori dan Muslim)

Dari Ibnu Abbas ra: “Barang siapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridhoaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat.” (HR. Thabrani, Baihaqi dan dishohihkan oleh Imam Hakim) Baca lebih lanjut

Sumber Kerusakan

dakwatuna.com – Dalam Al-Qur’an Allah swt. menjelaskan bahwa kerusakan di laut dan di darat adalah karena ulah manusia. Benar, ulah manusia yang tidak bertanggung jawab akan menyebabkan kerusakan-kerusakan. Allah swt. sebenarnya telah mengatur alam ini dengan sangat rapi. Dalam surah Al-Mulk, Allah menantang manusia agar mencari bukti jika memang Allah pernah main-main dalam penciptaan langit. Lalu Allah memastikan bahwa cacat dan kekuarangan tidak mungkin ditemukan. Dari sini jelas bahwa tidak mungkin terjadi kerusakan di muka bumi kecuali penyebabnya adalah ulah manusia. Baca lebih lanjut

10 Kiat agar dapat sabar

Ketika sabar diperintahkan Allah kepada kita semua, maka Diapun adakan sebab-sebab yang membantu dan memudahkan seseorang untuk sabar. Demikian juga tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kecuali membantu dan mengadakan sebab-sebab yang memudahkan dan membantu pelaksanaannya sebagaimana Ia tidak mentaqdirkan adanya penyakit kecuali menetapkan obatnya.

Sabar walaupun sulit dan tidak disukai jiwa, apalagi bila disebabkan kelakuan dan tindakan orang lain. Akan tetapi kesabaran harus ada dan diwujudkan. Ada beberapa kiat yang dapat membantu kita dalam bersabar dengan ketiga jenisnya, diantaranya:

Mengetahui tabiat kehidupan dunia dan kesulitan dan kesusahan yang ada di sana, sebab manusia memang diciptakan berada dalam susah payah, sebagaimana firman Allah:

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (QS. 90:4)

Beriman bahwa dunia seluruhnya adalah milik Allah dan Dia memberinya kepada orang yang Dia sukai dan menahannya dari orang yang disukaiNya juga. Baca lebih lanjut

Syukur dan Syabar; Karena Semua dalam Genggaman-Nya

Berbaik Sangka Kepada Allah

Kita wajib percaya sepenuhnya bahwa dalam menciptakan umat manusia, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan sekaligus usia, rejeki dan jodoh buat manusia. Dengan demikian segala sesuatu yang baik atau yang buruk –menurut manusia- datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Katakanlah (hai Muhammad), semua itu datangnya dari Allah.” (Q.S. An-Nisa: 78).

Ketentuan Allah dengan hikmah-Nya bermacam-macam, sebagiannya ada yang disukai manusia dan ia lapang dada dengan taqdir sesuai dengan tabiatnya, dan sebagiannya tidak demikian halnya. Namun sebagai seorang yang beriman kepada Allah kitapun harus meyakini bahwa Allah sama sekali tidak akan menzhalimi hamba-hamba-Nya dengan itu semua yang terjadi adalah pasti yang terbaik buat manusia itu sendiri.

Camkanlah, firman Allah Azza Wa Jalla,

Artinya : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu” (QS. Al Baqarah : 216).

Jadi sejatinya penilaian taqdir baik atau buruk hanya datang dari penilaian manusia; taqdir dikatakan baik ketika sesuai dengan maksud hatinya dan dikatakan buruk ketika berlawanan dengan keinginannya tapi itu semua lahir dari dominasi perasaan dan kelemahan akal manusia. Baca lebih lanjut