Mari Bersiap-siap Menyambut Ramadhan

Saudaraku fi sabilillah…..

Demi cintanya kepada hamba-hamba-Nya, Allah Subhanahu wata’ala membuka banyak jalan keselamatan bagi mereka. Salah satunya adalah dengan datangnya bulan Ramadhan. bulan di mana Allah Subhanahu wata’ala membuka dengan selebar-lebarnya pintu cinta-Nya kepada pada manusia. Bulan dimana Allah Subhanahu wata’ala mentarbiyah hamba-hambanya agar memperoleh cinta-Nya. Bulan di mana Allah menyeru semua hamba-Nya untuk kembali menuju hakikat hidup sebenarnya.

Selama ini kita asyik “bermain” dengan dunia, kita sibuk membeli “jajanan” yang bermacam-macam; Kekayaan, kekuasaan, dan kemasyhuran, atau kesenangan hidup lainnya. Kita lupa bahwa ada makana lain yang jauh lebih sehat dan lebih lezat. Pada bula Ramadhan itulah Allah subhanahu wata’ala menyeru kita untuk kembali kepada-Nya. Allah subhanhu wata’ala telah telah mempersiapkan jamuan makanan berupa rahmat dan kasih saying-Nya bagi kita yang telah “bermain” terlalu jauh.

Ramadhan adalah bukti cinta Allah. Bahagia bertemu dengan Ramadhan sama artinya dengan bahagia bertemu Allah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda:

“Barang siapa mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya. Dan siapa tidak mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun tidak mencintai pertemuan dengannya.” (HR. Bukhari)

Bila kita mencintai Allah, ita harus menyambut apa-apa yang datang dan diserukan-Nya, termasuk Ramadhan. Sebuah kedustaan besar bila seseorang mencintai sesuatu tetapi ia tidak memiliki kecintaan kepada sesuatu yang berkaitan dengannya.Dusta orang yang mengaku mencintai Allah, tetapi tidak mencintai Rasul-Nya. Dusta orang yang mencita Rasul-Nya tetapi tidak mencintai kaum fakir dan miskin. Dusta orang yang mencintai Ramadhan tetapi tidak memanfaatkannya untuk mentarbiyyah dirinya.

Karena cinta, Rasulullah dan para sahabatnya selalu menyambut Ramadhan dengan segala sukacita. Bahkans sejak Rajab dan Sya’ban mereka telah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambutnya, termasuk mentarbiyyah dirinya dengan memperbanyak puasa dan amalan sunnah lainnya. ‘Aisyah berkata:

“Tidak pernah Rasulullah berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari puasanya pada bulan Sya’ban, ada kalanya sebulan penuh. Dan adakalanya hampir sebulan penuh, hanya sedikit yang tidak puasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tatkala cinta sudah berbicara, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak bahagia menyambut bulan tarbiyyah, bulan Ramadhan. Tidak ada lagi keluh kesah menahan lapar, haus, dan semua keletihan tatkala menjalani Ramadhan karena semuanya adalah “bumbu” untuk membuktikan cinta kita semua.

Lewat cinta… semua yang pahit akan menjadi manis.
Marhaban Ya Ramadhan

As Silmi. Sya’ban 1428 H / September 2007 M

Tinggalkan komentar